1.Sejarah Terbentuknya Negara Palestina
Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali oleh beberapa bangsa, yaitu bangsa Ammonit dan Philistine. Lalu, sekitar tahun 1000 SM, Palestina ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s., Daud a.s. dan keturunannya yang merupakan bangsa yahudi, akhirnya menjadi raja di sana dan Palestina menjadi tanah air bangsa yahudi dari 1000 SM – 135 M. Palestina sendiri sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia, Mesir, dan kerajaan-kerjaaan lain secara bergantian dalam rentang waktu tersebut.
1. Wilayah Palestina Dikuasai Kerajaan Romawi
Sekitar tahun 100 SM muncullah kekuatan Roma dan pada tahun 63 SM, Roma, di bawah pemerintahan Raja Pompey, menaklukan kerajaan yang menguasai Palestina. Tahun 66 M, timbul pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi. Perang terjadi dan pemberontak kalah dan akhirnya pada tahun 70 M, Jerussalem jatuh sepenuhnya ke tangan Roma.
Pada saat itu, biasanya Roma tidak melakukan penekanan tetapi memperlakukan daerah jajahannya dengan lembut untuk mempersatukan warga negeranya dengan bangsa jajahannya. Namun, di dalam kasus bangsa Yahudi, cara ini tidaklah berhasil. Seringkali timbul huru-hara dari bangsa Yahudi. Hal ini menyebabkan akhirnya Roma berlaku keras kepada bangsa Yahudi dan mengeluarkan dekrit yang mematikan nasionalisme bangsa Yahudi dengan cara melarang berbagai peribadatan mereka.
Pada akhirnya dekrit ini membuat sebuah pemberontakan besar dari 200.000 orang Yahudi yang dipimpin oleh Barcocheba di Jerussalem. Raja Hadrian yang saat itu memimpin Roma mengirimkan Julius Sevenus dan tentara yang jumlahnya besar untuk memadamkan pemberontakan dan menaklukan Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan dikeluarkan peraturan mereka dilarang masuk ke kota apapun alasannya. Jerussalem dijadikan koloni Roma dan tempat peribadatan Yahudi, Haikal Yahudi, diganti dengan candi lambang supremasi Roma, Candi Yupiter. Mulai saat itu bangsa Yahudi tersebar ke luar Palestina. Namun, ada sebagian kecil yang tetap bertahan di sana.
Setelah masa itu, pengaruh agama Kristen masuk ke Roma, sehingga menumbuhkan penyebaran agama Kristen di Palestina. Agama Kristen tumbuh di daerah tersebut. Lalu, pada pembagian kerajaan Roma tahun 395, Palestina berada dalam kekuasaan Kerajaan Bizantium, yang disebut juga kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu Palestina menjadi daerah yang makmur, menjadi pusat perkembangan jemaah haji (beribadah mengunjungi tempat-tempat suci yang dilakukan oleh penganut Kristen,Yahudi,dll.). Namun sesekali muncul penyiksaan kepada bangsa Yahudi oleh bangsa yang menguasai.
Tahun 611 M, Chosroes II, raja Kerajaan Sasan dari Persia, menyerang daerah itu. Diikuti oleh bangsa Yahudi yang ingin membalas dendam. Yerussalem direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan rata dengan tanah dan hartanya dibawa. Gereja lain bernasib sama dan uskupnya ditahan.
Tahun 628 M, Raja Heralcus dari Bizantium menaklukan kembali teritorial tersebut. Namun kemenangan ini bersifat sementara karena munculnya kekuatan Islam yang melemahkan Kerajaan Bizantium tersebut.
2. Palestina Dikuasai Islam
Islam muncul tahun 610 M di bawah kepemimpinan Muhammad SAW. Di selang tahun 610-632 M, suku-suku di daerah Arab berhasil dipersatukan di bawah kepemimpinannya yang asalnya saling bermusuhan. Kerajaan Islam (Kekhalifahan Islam) setelah Muhammad SAW meninggal di bawah pemimpin Abu Bakar (632-634 M) berusaha merebut daerah Palestina dari tangan Bizantium. Namun, usaha tersebut tidak berhasil dan akhirnya baru berhasil ketika Kekhalifahan Islam dipimpin oleh Umar ra.
Pada tahun 636, Bizantium jatuh di bawah kepemimpinan Umar ra. Terjadi perjanjian damai di Jerussalem antara pemerintahan Umar dengan umat Kristen yang dipimpin oleh Uskup Sophronius. Umar sendiri sempat mengunjungi The Holy Rock (tempat ibadah Daud as. dan tempat Haikal Yahudi) dan tempat itu menjadi Masjid Umar. Muncullah pengaruh Islam di Jerussalem.
Perselisihan yang terjadi di antara kepemimpinan umat Islam setelah zaman Muhamamad SAW dan Khulafaurrasyidin (4 sahabat Nabi Muhamamad SAW yang memimpin setelah nabi wafat) menyebabkan munculnya berbagai dinasti yang berganti memimpin Islam dari Dinasti Muawiyah sampai dengan Dinasti Abbassiah. Pada tahun 685-705, khalifah Abdul Malik dari Dinasti Abbasiah memperindah tempat suci Jerussalem dengan membangun Kubah Al-Sakhrah, atau Dome of the Rock. Pada tahun 929, terjadi pemberontakan kaum Qaramithah yang merampas Mekkah. Hal ini menyebabkan banyaknya eksodus bangsa Arab ke Jerussalem. Pada tahun 1969, Mesir, diduduki dinasti Fathimah yang menyatakan kemerdekaannya dari Dinasti Abbassiyah. Terjadi pertikaian antara kedua dinasti tersebut sampai dengan 1072 M dan akhirnya Palestina dikuasai oleh Dinasti Fathimiah. Gereja Holy Sepulchre hancur saat serangan Dinasti Fathimiah ke Dinasti Abbasiyah.
3. Pada masa Perang Salib dan setelahnya (1099-1900)
Pada tahun 1099, datang serangan suku Frank dari Eropa ke daerah Yerussalem yang membawa 40.000 tentara untuk menguasai Jerussalem. Jerussalem takluk dan akhirnya berdirilah kerajaan Latin di Jerussalem. Perang ini disebut Perang Salib I. Palestina dikuasai oleh suku Frank yang beragama Kristen. Adanya Perang Salib II yang berlangsung tahun 1147-1187 menyebabkan Palestina kembali berada di tangan Kerajaan Islam. Perang Salib berlangsung beberapa kali namun akhirnya berbuntut kepada perjanjian damai.
Pada tahun 1258, muncul serangan dari suku Tartar di bawah pimpinan Hulagu yang berasal dari Asia Tengah (Mongol). Serangan ini sempat menaklukkan Baghdad, Damaskus, dan Suriah. Namun, datangnya tentara dari Mesir menyebabkan mereka kalah dan akhirnya daerah itu dikuasai oleh Mesir.
4. Wilayah Dikuasai Turki (1516-1900)
Pada 1516, Turki menaklukan Mesir, yang menyebabkan daerah Palestina ditaklukan Turki. Turki menjadikan daerah Palestina sebagai salah satu provinsi dan gubernur dikirim dari Konstatinopel. Turki menguasai Palestina selama 4 abad. Mulai 1840, Turki membuka Palestina demi kepentingan ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan konsulat-konsulat Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh Turki dan membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi Perang Krim (1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan Pendeta Latin.
Tahun 1896, Theodor Herzl, penggagas gerakan zionisme, mengeluarkan usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Hal ini disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi mendirikan koloni di daerah Palestina.
5. Berdirinya Negara Israel
Tahun 1914, muncul perselesihan antara Inggris Raya dan Turki. Akhirnya menyebabkan keduanya berperang. Palestina sempat dijadikan markas militer oleh Turki. Namun, akhirnya tahun 1918 Inggris resmi menang, dan Palestina dikuasai oleh Inggris.
Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi menteri luar negeri Inggris, Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Deklarasi ini berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian negara Yahudi di Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah membantu Inggris dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin menguasai Palestina karena berada di daerah strategis di antara Asia, Eropa, dan Afrika.
Pada tahun 1920, kantor pemerintahan Inggris di Palestina (British Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adalah Herbert Samuel. Setelah tahun-tahun tersebut, imigrasi Yahudi ke daerah Palestina terus meningkat. Orang Yahudi yang baru datang, biasanya masuk ke kota dan mendirikan perusahaan-perusahaan di sana.
Tahun 1929, mulai terjadi kerusuhan besar antara bangsa Arab dan Yahudi. Konflik ini terjadi karena adanya perebutan hak-hak beberapa tempat suci di Yerussalem. Selain itu, berdasarkan hasil penyelidikan tim yang dibuat Inggris, hal ini terjadi karena orang-orang Arab tertekan dengan pembelian tanah dan imigrasi orang Yahudi yang akhirnya mendesak mereka.
Tahun 1933, bangsa Yahudi hanya berjumlah 17% dari seluruh masyarakat Palestina. Namun, setelah masa itu, saat Hitler berkuasa di Jerman dan Polandia, terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari Eropa ke Palestina. Pada saat itu juga terjadi perubahan politik di Timur Tengah. Mesir dan Suriah yang merdeka menyebabkan tumbuhnya nasionalisme untuk memerdekakan diri. Akhirnya timbul wacana untuk melepaskan Palestina dari Inggris.
Tahun 1938, Konflik antara Arab-Yahudi memuncak. Inggris mengeluarkan mandat yang intinya akan membagi Palestina menjadi dua bagian, yaitu untuk Arab dan Yahudi untuk menghentikan perpecahan. Namun, beberapa tahun kemudian mandat itu dicabut dan diganti dengan white paper yang intinya mendesak dibentuk satu pemerintahan gabungan antara Arab dan Yahudi. White-paper ini ditentang oleh bangsa Yahudi.
Pada saat itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Amerika memegang peranan penting dalam perekonomian Amerika. Hal ini menyebabkan Amerika berpihak kepada kepentingan bangsa Yahudi. Inggris yang mulai merasa terganggu hubungannya dengan Amerika akhirnya menyerahkan tentang Palestina ke PBB. Inggris sendiri akan menarik mandatnya dari Palestina tanggal 15 Maret 1948.
1 September 1947, PBB menyarankan agar Palestina dibagi 2, menjadi daerah untuk bangsa Yahudi dan Arab. Bangsa Yahudi dan Arab yang tinggal di Palestina saling berebut pengaruh dan menolak aturan tersebut. Mulailah berbagai perang gerilya yang melibatkan keduanya. Namun, sayangnya, semangat bangsa Yahudi lebih berlipat dibanding dengan bangsa Arab di sana. Di saat terjadi perang, para ningrat Arab malah kabur ke negara lain. Tanggal 14 Mei 1948, Israel diproklamirkan orang-orang Yahudi. Esoknya Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel.
6. Perjuangan Palestina Pasca 1948
(Mulai saat ini, digunakan istilah bangsa Palestina untuk penduduk yang kebanyakan Arab yang tinggal di Palestina yang bukan masyarakat Yahudi)
Negara-negara Arab di sekitar Palestina menolak kehadiran Israel di sana. Terjadilah perang. Israel menang telak, dan akhirnya mengusai seluruh daerah Palestina kecuali Tepi Barat yang dikuasai Suriah dan Jalur Gaza yang dikuasai Mesir. Terjadi pengungsian besar-besaran bangsa Palestina dari Palestina. Penduduk Palestina terbagi menjadi 3, yang tinggal di pendudukan Israel, tinggal di jalur Gaza dan Tepi Barat, dan yang mengungsi ke daerah-daerah luar Palestina. Setelah itu, sering terjadi bentrok antara Israel dan negara-negara sekitarnya. Tahun 1964 berdiri PLO (Palestinian Liberation Organization), sebuah organisasi yang nantinya diakui sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili aspirasi masyarakat Palestina. Pada kelanjutannya, PLO dipimpin oleh Yaseer Arafat.
Pada tahun 1967, terjadi perang 6 hari antara Israel-Mesir. Mesir kalah telak sehingga Israel berhasil menduduki daerah Sinnai. Tahun 1973, Mesir dan Suriah bersatu untuk menyerang Israel, namun Israel menang dan menguasai daerah hingga mendekati Terusan Suez. Mesir akhirnya mengakui keberadaan negara Israel, dengan imbalan daerahnya sampai dengan Sinnai dikembalikan ke Mesir (tercantum dalam Perjanjian Camp David 1978).
Sejak saat itu, wilayah Palestina dikuasai Israel. Israel sendiri demi kepentingan zionismenya, membentuk perumahan-perumahan untuk bangsa Yahudi di daerah Palestina. Israel sendiri menduduki Jalur Gaza dan Tepi Barat. Di sana, bangsa Palestina dijadikan masyarakat kelas dua. Perumahan mereka digusur dan diteror. Bangsa Palestina terus menerus menderita di bawah pendudukan Israel.
Akibat dari tekanan pendudukan Israel, muncullan gerakan yang dinamakan Intifada pada tahun 1987. Gerakan Intifada sendiri, yang secara harfiah berarti “pemberontakan”, merupakan gerakan melawan tentara Israel yang bersenjata dengan batu-batu dan ketapel. Seluruh aspek bangsa Palestina, baik itu anak-anak dan orang tua, lelaki dan wanita melakukan perjuangan dengan melempar batu ke arah tentara-tentara Israel yang bersenjata dan bertank lapis baja. Selain itu munculnya beberapa kelompok-kelompok garis keras, seperti HAMAS pada tahun 1987, yang memiliki pemikiran bahwa satu-satunya cara menguris Israel dari Palestina adalah dengan perang jihad.
7. Jalur Diplomasi Dimulai
Pada 30 Oktober 1991, dimulai konferensi Madrid, antara Israel dan Palestina yang diwakili oleh PLO. Pertemuan berlanjut sehingga pada 13 September 1993, ditandatangai Perjanjian Oslo (Persetujuan Damai atau secara resmi disebut "Deklarasi Prinsip-Prinsip Fasilitasi Pemerintahan Sendiri secara sementara" disetujui di Oslo, Norwegia pada 20 Agustus 1993 dan secara resmi ditanda-tangani di Washington D.C. pada 13 September 1993 oleh Mahmud Abbas yang mewakili PLO dan Shimon Peres yang mewakili Israel. Hal ini disaksikan oleh Warren Christopher dari Amerika Serikat dan Andrei Kozyrev dari Rusia, di depan Presiden A.S. Bill Clinton dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dengan Ketua PLO Yasser Arafat.) yang berisi PLO diberi wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan kota Ariha di Tepi Barat. Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel. Pada 1 Juli 1994, Arafat memasuki Gaza dalam rangka mendirikan Otoritas Nasional Palestina (Palestinian National Authority; selanjutnya disebut PNA). Pada 1996 diadakan pemilu pertama bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi Presiden. Selanjutnya muncul beberapa perjanjian seperti: - 17 Januari 1997, Perjanjian Al Khalil ditandatangani Israel-Palestina yang berisi 20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel, sisanya diserahkan kepada Palestina.
- 23 Okt 1998, Perjanjian Maryland ditandatangani Israel-PNA. Berisi Israel menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA, sebagai imbalan, PNA berjanji mengatasi masalah terorisme (terorisme sendiri merujuk kepada tindakan HAMAS)
Wilayah Palestina sendiri terbagi dua, yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza yang masing-masing dipisahkan oleh wilayah Israel.
Pada 28 Sept 2000, Intifadah Kedua dimulai, dipimpin oleh HAMAS. PNA sendiri dalam pihak yang bertentangan dengan HAMAS. PNA lebih milih untuk berdialog daripada berperang. Pada 26 Okt 2004, gigihnya perjuangan Intifadah II membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program penarikan mundur dari Jalur Gaza. Pada, 11 Nov 2004 Yaser Arafat meninggal. Kepemimpinan di PLO digantikan oleh Mahmoud Abbas. September 2005 dimulai penarikan mundur tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah kemenangan para pejuang Palestina setelah 38 tahun. Namun, Israel terus melancarkan serangan dan teror ke Jalur Gaza. Selain itu, Israel mendirikan tembok-tembok pembatas yang mengucilkan pemukiman Palestina dan memperlebar perumahan bagi bangsa Yahudi.
Pada Pemilu 2006, HAMAS memenangi pemilu. Namun, sebagian besar negara barat menolak hasil pemilu ini karena menanggap HAMAS adalah teroris dunia. HAMAS sendiri berpusatkan di daerah Jalur Gaza.
Beberapa kali terjadi bentrok antara HAMAS dan Israel yang ditandai saling meluncurkan roket dan misil di perbatasam. Hal ini memaksa perang terjadi. Perang yang terakhir terjadi pada Desember 2008. Pasca gencatan senjata berakhir pada November 2008, tank-tank Israel masuk ke perbatasan jalur Gaza dan milisi HAMAS menembakkan roket ke arah Israel dari Jalur Gaza. Akhirnya, dimulailah perang yang ditandai dengan tanggal 27 Desember 1998, Israel melakukan serangan udara yang diikuti serangan darat ke arah Jalur Gaza dengan dalih memusnahkan HAMAS. Perang terjadi sampai dengan 19 Januari 2008 dan menewaskan 1200 lebih warga Palestina dan belasan tentara Israel. Sayangnya, dari kebanyakan warga yang tewas bukanlah dari kalangan militer. Bahkan, sekitar 600 orang merupakan anak-anak dan perempuan.
Pada tanggal 21 Januari 2009, Israel telah menarik mundur pasukannya dari Jalur Gaza. Keadaan Jalur Gaza saat ini bagaikan kota yang luluh lantah. Bangunan hancur dan masyarakat yang mengalami luka baik fisik maupun mental yang traumatis akibat perang. Rumah sakit penuh oleh orang yang terluka dan masyarakat yang hidup di sana kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Meskipun bantuan telah masuk, namun diperkirakan Jalur Gaza tidak akan pulih dalam waktu dekat. Padahal, deadaan di Palestina masih memungkinkan untuk terjadi perang kembali. Korban-korban lain masih mungkin berjatuhan.
2.Palestina Diakui Secara de facto dan de jure
De facto : ketika PBB menyarankan membagi daerah menjadi 2 yaitu Palestina dan Israel, dan kemudian dilaksanakan pada tahun 1948.
De jure : ketika disetujui dan ditandatanganinya Perjanjian Damai Olso pada tanggal 13 September 1993.
3.Negara yang Mengakui Palestina Merdeka
- Prancis
- Brazil
- Argentina
- Bolivia
- Uruguay
- Ekuador
- Israel : 13 September 1993
- Chile : 7 Januari 2011
- Guyana : 13 Januari 2011
- Rusia: 18 Januari 2011
- Negara GNB : 6 September 2011
- Lalu diikuti oleh negara-negara lain di dunia.